setahun yang lalu aku merasa sangat tertekan. aku merasa tiap hal yang kulakukan selalu salah di matanya meskipun itu benar. aku merasa terasingkan dan tak ada satu orang pun yang memahami persepsiku. aku merasa tak berguna karena tak ada lagi yang bisa kulakukan selain diam dan menurutinya. saat itu aku tertekan sampai rasanya melangkah pergi adalah cara terbaik untuk melepas belenggu.
sampai akhirnya aku ditampar oleh seseorang setelah ia mendengar segala keluhanku. seluruh kata-katanya mencegahku dari melangkah pergi.
"kau harus sadar bahwasanya kau telah diamanahi pekerjaan ini. tak sepantasnya kau meninggalkannya begitu saja." begitulah ujarannya. aku terbungkam, tak tahu harus menyanggah apa. ia benar. setertekan apapun, aku sudah diamanahi tugas ini dan tak seharusnya aku meninggalkannya begitu saja. sama saja seperti mematahkan kepercayaan mereka padaku.
semenjak itu aku bertahan selama enam bulan bukan karena seseorang itu atau adik-adikku atau teman-temanku--hanya karena amanah. aku harus jujur, jika aku tidak diamanahi hal demikian aku sudah pergi sejak awal tahun.
enam bulan berlalu dan tibalah saat dimana kami meninggalkan tugas kami itu. senang yang sedikit bercampur sedih. aku percaya pada adik-adikku bahwa mereka akan melanjutkan tongkat estafet dengan penuh tanggung jawab.
dua hampir tiga bulan berlalu, aku mendengar gosip bahwa akan ada satu orang meninggalkan tugasnya. aku tercengang. rasa terkejut itu makin menjadi saat yang digosipkan demikian justru si seseorang itu.
kau tahu rasanya?
No comments:
Post a Comment