D-7
Hari ini adalah hari ke-83 setelah kau memutuskan untuk mundur
dari segala usahamu. Sudah dua bulan dan 22 hari lamanya aku menjalani hidup
tanpa sandaran. Kuakui, aku mulai terbiasa dengan ketidakhadiranmu. Namun ada
beberapa waktu kelam di hari-hariku yang takkan kuelakkan bahwa aku membutuhkan
sebuah sandaran. Namun lihatlah aku sekarang. Dengan bangga kukatakan bahwa aku
mulai bisa bangkit di atas kakiku sendiri.
Saat itu, secara tak langsung aku memintamu untuk menjadi saksi
nyata perjuanganku. Namun belum seberapa perjuanganku kau akhirnya mundur.
Baiklah, aku mulai menerima keputusanmu sebagai salah seorang penonton di
perjalananku ini. Atau hanya sekedar orang numpang lewat saja.
Jika kau berpikiran untuk kembali, kuberi waktu tujuh hari lagi
untuk benar-benar merealisasikannya. Sebagai apapun yang kau mau, baik sebagai
seseorang yang akan mendampingi hidupmu maupun hanya sekedar teman di
sekitarmu. Setelah tujuh hari itu, kuharap otakmu tidak memikirkan siasat
bagaimana untuk merebutku kembali.
Kuanggap ini adalah dirimu yang sebenarnya. Jadi, izinkan aku
menunjukkan diriku yang sebenarnya.
D-6
Tulisan ini kutujukan padamu, wahai gadis selanjutnya.
Andai pada akhirnya kau adalah gadis juga wanita yang akan ia
pilih, kuharap kaujaga dirinya baik-baik. Lelaki yang memilihmu itu memanglah
lelaki yang memiliki jiwa kepemimpinan yang sangat tinggi, ambisinya tertanam
kuat dalam dirinya, pintar sedari kecil, perhatian nan pengertian. Namun kau
harus sadar bahwasanya ia pun manusia biasa. Tak selamanya kepalanya akan terus
tegak, terkadang ia perlu sepasang bahu yang kokoh untuk mengisi daya. Tak
selamanya matanya akan terus menatap dengan tegas, terkadang ia perlu sepasang
mata yang bisa meredam api amarahnya pun membangkitkan semangatnya. Tak
selamanya hatinya akan terus membawa kedamaian, terkadang ia perlu sepasang
lengan untuk menghentikan segala perdebatan dalam dirinya. Tak selamanya ia
berani, terkadang ia perlu seseorang untuk membangkitkan keberaniannya kembali.
Andai pada akhirnya kau adalah gadis juga wanita yang akan ia
pilih, kumohon kauperlakukan dirinya seperti yang seharusnya. Tumpahkan segala
rasa perhatianmu padanya. Buktikan segala rasa sayangmu padanya. Tunjukkan
segala rasa pedulimu padanya. Arahkan segala jalan yang baik dan benar padanya.
Utarakan segala hal yang kaurasa padanya. Dan yang terpenting, jadilah air saat
apinya membara, namun jangan berlaku sebaliknya. Lelaki yang memilihmu itu
pasti memiliki rasa sayang yang tak kalah besar darimu. Percayalah, ia akan
menunjukkannya padamu bagaimanapun caranya, kapanpun momennya. Ia akan
memperlakukanmu seperti ratunya, dan ia akan membuktikan bahwa dirinya adalah
seorang raja yang pantas untukmu.
Andai pada akhirnya kau adalah gadis juga wanita yang akan ia
pilih, kupercaya bahwa kau takkan melakukan hal yang sama sepertiku. Kuharap
serta kumohon agar kau benar-benar menjaganya, tanpa embel-embel untukku. Itu
adalah hidup kalian, dan aku tak ada sangkut pautnya lagi.
Sampaikan salam perpisahanku padanya. Semoga kalian bisa
membahagiakan satu sama lain.
D-5
괜찮아 우리가 아니어도
It’s alright even if
it’s not us
슬픔이 날 지워도
even if sadness erases me
먹구름은 또 끼고 나 끝없는 꿈 속이어도
even if there are clouds, even if I’m in an endless dream
한없이 구겨지고
even if I’m endlessly crumpled
날개는 찢겨지고
even if my wings are torn
언젠가 내가 내가 아니게 된달지어도
Even if someday, I’m not
me anymore.
(BTS – I’m Fine)
D-4
I
didn’t want to let you go. That is my greatest secret. But I promised myself I
would never keep anyone who did not want to stay. And though everyone may leave
in the end, we owe it to ourselves to keep our promises. I promised my heart I
wouldn’t stop you if you left. And I keep that promise, even though my heart
breaks each time I think of you.
--A. Ram
D-3
Hari ini, pertahanan
yang secara perlahan saya bangun kembali rata dengan tanah. Hal ini terjadi
hanya karena Anda duduk bersanding di samping dirinya, gadis yang kaucantumkan
di foto profilmu itu. Tatapan kalian memancarkan kebahagiaan, percakapan kalian
menghantarkan keseruan yang tiada tara. Suara tawa kalian menggema di gendang
telinga saya. Semua itu makin mengingatkan saya pada segala hal yang pernah
saya dan Anda lakukan pada masanya.
"Saya tak
tahu-menahu masalah itu," jawab salah seorang teman saya—yang juga teman
Anda, "Namun yang saya dengar, mereka memang dekat."
Saat itu juga, pandangan
saya mulai buram. Pelupuk mata saya rasanya dipenuhi suatu cairan. Saya memilih
untuk merunduk sembilan puluh derajat. Dan benar dugaan saya, setitik dua titik
air mata mulai membasahi pipi saya.
Di hadapannya, saya
menampakkan diri saya serendah-rendahnya. Saya kembali menangisi perihal yang
sama, setelah hampir tiga bulan lamanya. Menyesali hal-hal yang seharusnya saya
lakukan. Memutar kembali rekaman-rekaman yang seharusnya saya buang sejak lama.
Ya, saya kembali
mengharapkan kehadiran kata 'kita' di antara saya dan Anda.
Jika saya bisa bertanya pada Anda dan akan dijawab secara
langsung, mengapa Anda bisa melupakan segalanya secepat ini? Apakah perihal
Anda menginginkan saya semenjak setahun tiga bulan yang lalu itu hanya omong
kosong agar Anda bisa mendapatkan hati saya saat itu?
Atau jangan-jangan, semua hal yang Anda sampaikan pada saya sebenarnya omong
kosong belaka?
D-2
Bagai seorang empat tahun yang ditinggal terbang balon yang baru didapatnya.
Bahwa tak lama kemudian, dirinya diberi es krim kesukaannya oleh pamannya.
Bagai seorang delapan tahun yang dipaksa pindah dari sekolah yang memberikan
kenyamanan tak terhingga untuknya.
Bahwa ternyata, di sana banyak pelajaran hidup yang didapatnya.
Bagai seorang dua belas tahun yang ditolak dari sekolah impiannya.
Bahwa akhirnya, posisi juara pertama di turnamen terakhirnya berhasil disabet
oleh tim basket kebanggaannya.
Bagai seorang empat belas tahun yang ditinggal pergi oleh kakek serta sahabat
terbaiknya.
Bahwa keselanjutannya, dirinya belajar bahwa tak selamanya semua orang ada di
sampingnya.
Bagai seorang tujuh belas tahun yang kehilangan sebelah pantofel
ditengah-tengah lomba ketiganya.
Bahwa malamnya, tim paskibranya bisa menyumbang piala harapan satu setelah
hampir dua puluh tahun lamanya.
Bahwa sejatinya, segalanya akan membaik pada saatnya.
D-1
Selama ini saya selalu berbisik lirih,
Meminta Anda untuk mengajari diri ini
Suatu hal yang Anda lakukan tanpa henti;
Cara untuk menjadi sosok yang tidak peduli.
Namun kali ini saya belajar untuk berhenti,
Tak lagi mengemis rasa simpati pun empati
Dari makhluk yang tidak tahu diri
Pun tak tahu terima kasih.
Hingga suatu saat nanti,
Anda memilih untuk menjatuhkan harga diri
Lalu mengemis sebuah jabatan yang sejatinya untuk diri yang lain,
Suatu jabatan yang seharusnya bersifat abadi.
Saat itu ujian saya dimulai.
D-0
Hari ini seharusnya saya melepas semua. Jabatan yang selama ini menyandangi
nama saya pun bayang-bayang Anda. Namun sepertinya Tuhan berbisik untuk
bertahan dengan jabatan ini satu hari lagi. Dengan penuh pertimbangan saya
menuruti bisikan itu. Namun itu tidak berarti saya juga menunda pelepasan
bayang-bayang Anda yang menghantui saya selama ini.
Saya
tahu besok Anda akan merasa kecewa, sehingga izinkan saya untuk menitipkan
pesan terakhir untuk Anda. Ini perihal rasa kecewa dan penasaran.
Rasa kecewa takkan
bisa Anda elakkan dari kehidupan sehari-hari. Tak jarang rasa kecewa itu
menimbulkan rasa penasaran yang tiada tara. Namun apakah semua pertanyaan yang
terlintas dalam pikiran Anda itu harus dijawab secara eksplisit pula?
Saya akan tegaskan
bahwasanya hidup tidak sesederhana bertanya pada seseorang lalu ia akan
menjawabnya segera.
Perumpamaannya seperti Anda membutuhkan uang, namun seseorang
yang punya wewenang untuk menggaji Anda takkan memberikannya secara cuma-cuma.
Dunia ini tidak ada yang gratis. Anda harus bekerja membanting tulang demi gaji
yang diharapkan sesuai. Dan mendapat gaji tersebut juga ada waktunya, tidak
dengan Anda meminta gaji tersebut dan langsung diberikan.
Saya pun akan tegaskan
bahwasanya hidup tidak sesederhana Anda bertanya pada seseorang lalu ia akan
menjawabnya secara gamblang saat itu juga.
Perumpamaannya seperti
soal-soal sosiologi. Anda mungkin tidak bisa merelasikannya, namun sesekali
cobalah Anda membaca soal-soalnya. Tak jarang dikatakan bahwa jawaban di tiap
soalnya itu mirip. Bagaimana caranya agar bisa menemukan jawabannya? Caranya
adalah menganalisa. Membaca dengan teliti, sampai Anda menemukan satu atau dua
kata kunci yang bisa digunakan untuk mencari jawabannya.
Ayolah, dunia ini tidak sesempit permintaan Anda. Bukalah pikiran
Anda, cobalah berpikir dengan persepsi yang lain, analisalah jawaban yang tepat
atas pertanyaan di otak Anda.
Sehingga nantinya Anda tahu alasan saya tidak menjawab
pertanyaan Anda secara utuh.
D-7
Hari ini adalah hari ke-83 setelah kau memutuskan untuk mundur
dari segala usahamu. Sudah dua bulan dan 22 hari lamanya aku menjalani hidup
tanpa sandaran. Kuakui, aku mulai terbiasa dengan ketidakhadiranmu. Namun ada
beberapa waktu kelam di hari-hariku yang takkan kuelakkan bahwa aku membutuhkan
sebuah sandaran. Namun lihatlah aku sekarang. Dengan bangga kukatakan bahwa aku
mulai bisa bangkit di atas kakiku sendiri.
Saat itu, secara tak langsung aku memintamu untuk menjadi saksi
nyata perjuanganku. Namun belum seberapa perjuanganku kau akhirnya mundur.
Baiklah, aku mulai menerima keputusanmu sebagai salah seorang penonton di
perjalananku ini. Atau hanya sekedar orang numpang lewat saja.
Jika kau berpikiran untuk kembali, kuberi waktu tujuh hari lagi
untuk benar-benar merealisasikannya. Sebagai apapun yang kau mau, baik sebagai
seseorang yang akan mendampingi hidupmu maupun hanya sekedar teman di
sekitarmu. Setelah tujuh hari itu, kuharap otakmu tidak memikirkan siasat
bagaimana untuk merebutku kembali.
Kuanggap ini adalah dirimu yang sebenarnya. Jadi, izinkan aku
menunjukkan diriku yang sebenarnya.
D-6
Tulisan ini kutujukan padamu, wahai gadis selanjutnya.
Andai pada akhirnya kau adalah gadis juga wanita yang akan ia
pilih, kuharap kaujaga dirinya baik-baik. Lelaki yang memilihmu itu memanglah
lelaki yang memiliki jiwa kepemimpinan yang sangat tinggi, ambisinya tertanam
kuat dalam dirinya, pintar sedari kecil, perhatian nan pengertian. Namun kau
harus sadar bahwasanya ia pun manusia biasa. Tak selamanya kepalanya akan terus
tegak, terkadang ia perlu sepasang bahu yang kokoh untuk mengisi daya. Tak
selamanya matanya akan terus menatap dengan tegas, terkadang ia perlu sepasang
mata yang bisa meredam api amarahnya pun membangkitkan semangatnya. Tak
selamanya hatinya akan terus membawa kedamaian, terkadang ia perlu sepasang
lengan untuk menghentikan segala perdebatan dalam dirinya. Tak selamanya ia
berani, terkadang ia perlu seseorang untuk membangkitkan keberaniannya kembali.
Andai pada akhirnya kau adalah gadis juga wanita yang akan ia
pilih, kumohon kauperlakukan dirinya seperti yang seharusnya. Tumpahkan segala
rasa perhatianmu padanya. Buktikan segala rasa sayangmu padanya. Tunjukkan
segala rasa pedulimu padanya. Arahkan segala jalan yang baik dan benar padanya.
Utarakan segala hal yang kaurasa padanya. Dan yang terpenting, jadilah air saat
apinya membara, namun jangan berlaku sebaliknya. Lelaki yang memilihmu itu
pasti memiliki rasa sayang yang tak kalah besar darimu. Percayalah, ia akan
menunjukkannya padamu bagaimanapun caranya, kapanpun momennya. Ia akan
memperlakukanmu seperti ratunya, dan ia akan membuktikan bahwa dirinya adalah
seorang raja yang pantas untukmu.
Andai pada akhirnya kau adalah gadis juga wanita yang akan ia
pilih, kupercaya bahwa kau takkan melakukan hal yang sama sepertiku. Kuharap
serta kumohon agar kau benar-benar menjaganya, tanpa embel-embel untukku. Itu
adalah hidup kalian, dan aku tak ada sangkut pautnya lagi.
Sampaikan salam perpisahanku padanya. Semoga kalian bisa
membahagiakan satu sama lain.
D-5
괜찮아 우리가 아니어도
It’s alright even if it’s not us
슬픔이 날 지워도
even if sadness erases me
먹구름은 또 끼고 나 끝없는 꿈 속이어도
even if there are clouds, even if I’m in an endless dream
한없이 구겨지고
even if I’m endlessly crumpled
날개는 찢겨지고
even if my wings are torn
언젠가 내가 내가 아니게 된달지어도
Even if someday, I’m not me anymore.
It’s alright even if it’s not us
슬픔이 날 지워도
even if sadness erases me
먹구름은 또 끼고 나 끝없는 꿈 속이어도
even if there are clouds, even if I’m in an endless dream
한없이 구겨지고
even if I’m endlessly crumpled
날개는 찢겨지고
even if my wings are torn
언젠가 내가 내가 아니게 된달지어도
Even if someday, I’m not me anymore.
(BTS – I’m Fine)
D-4
I didn’t want to let you go. That is my greatest secret. But I promised myself I would never keep anyone who did not want to stay. And though everyone may leave in the end, we owe it to ourselves to keep our promises. I promised my heart I wouldn’t stop you if you left. And I keep that promise, even though my heart breaks each time I think of you.
--A. Ram
D-3
Hari ini, pertahanan yang secara perlahan saya bangun kembali rata dengan tanah. Hal ini terjadi hanya karena Anda duduk bersanding di samping dirinya, gadis yang kaucantumkan di foto profilmu itu. Tatapan kalian memancarkan kebahagiaan, percakapan kalian menghantarkan keseruan yang tiada tara. Suara tawa kalian menggema di gendang telinga saya. Semua itu makin mengingatkan saya pada segala hal yang pernah saya dan Anda lakukan pada masanya.
"Saya tak
tahu-menahu masalah itu," jawab salah seorang teman saya—yang juga teman
Anda, "Namun yang saya dengar, mereka memang dekat."
Saat itu juga, pandangan
saya mulai buram. Pelupuk mata saya rasanya dipenuhi suatu cairan. Saya memilih
untuk merunduk sembilan puluh derajat. Dan benar dugaan saya, setitik dua titik
air mata mulai membasahi pipi saya.
Di hadapannya, saya
menampakkan diri saya serendah-rendahnya. Saya kembali menangisi perihal yang
sama, setelah hampir tiga bulan lamanya. Menyesali hal-hal yang seharusnya saya
lakukan. Memutar kembali rekaman-rekaman yang seharusnya saya buang sejak lama.
Ya, saya kembali
mengharapkan kehadiran kata 'kita' di antara saya dan Anda.
Jika saya bisa bertanya pada Anda dan akan dijawab secara
langsung, mengapa Anda bisa melupakan segalanya secepat ini? Apakah perihal
Anda menginginkan saya semenjak setahun tiga bulan yang lalu itu hanya omong
kosong agar Anda bisa mendapatkan hati saya saat itu?
Atau jangan-jangan, semua hal yang Anda sampaikan pada saya sebenarnya omong kosong belaka?
Atau jangan-jangan, semua hal yang Anda sampaikan pada saya sebenarnya omong kosong belaka?
D-2
Bagai seorang empat tahun yang ditinggal terbang balon yang baru didapatnya.
Bahwa tak lama kemudian, dirinya diberi es krim kesukaannya oleh pamannya.
Bagai seorang delapan tahun yang dipaksa pindah dari sekolah yang memberikan kenyamanan tak terhingga untuknya.
Bahwa ternyata, di sana banyak pelajaran hidup yang didapatnya.
Bagai seorang dua belas tahun yang ditolak dari sekolah impiannya.
Bahwa akhirnya, posisi juara pertama di turnamen terakhirnya berhasil disabet oleh tim basket kebanggaannya.
Bagai seorang empat belas tahun yang ditinggal pergi oleh kakek serta sahabat terbaiknya.
Bahwa keselanjutannya, dirinya belajar bahwa tak selamanya semua orang ada di sampingnya.
Bagai seorang tujuh belas tahun yang kehilangan sebelah pantofel ditengah-tengah lomba ketiganya.
Bahwa malamnya, tim paskibranya bisa menyumbang piala harapan satu setelah hampir dua puluh tahun lamanya.
Bahwa sejatinya, segalanya akan membaik pada saatnya.
D-1
Selama ini saya selalu berbisik lirih,
Meminta Anda untuk mengajari diri ini
Suatu hal yang Anda lakukan tanpa henti;
Cara untuk menjadi sosok yang tidak peduli.
Namun kali ini saya belajar untuk berhenti,
Tak lagi mengemis rasa simpati pun empati
Dari makhluk yang tidak tahu diri
Pun tak tahu terima kasih.
Hingga suatu saat nanti,
Anda memilih untuk menjatuhkan harga diri
Lalu mengemis sebuah jabatan yang sejatinya untuk diri yang lain,
Suatu jabatan yang seharusnya bersifat abadi.
Saat itu ujian saya dimulai.
D-0
Hari ini seharusnya saya melepas semua. Jabatan yang selama ini menyandangi nama saya pun bayang-bayang Anda. Namun sepertinya Tuhan berbisik untuk bertahan dengan jabatan ini satu hari lagi. Dengan penuh pertimbangan saya menuruti bisikan itu. Namun itu tidak berarti saya juga menunda pelepasan bayang-bayang Anda yang menghantui saya selama ini.
Saya
tahu besok Anda akan merasa kecewa, sehingga izinkan saya untuk menitipkan
pesan terakhir untuk Anda. Ini perihal rasa kecewa dan penasaran.
Rasa kecewa takkan
bisa Anda elakkan dari kehidupan sehari-hari. Tak jarang rasa kecewa itu
menimbulkan rasa penasaran yang tiada tara. Namun apakah semua pertanyaan yang
terlintas dalam pikiran Anda itu harus dijawab secara eksplisit pula?
Saya akan tegaskan
bahwasanya hidup tidak sesederhana bertanya pada seseorang lalu ia akan
menjawabnya segera.
Perumpamaannya seperti Anda membutuhkan uang, namun seseorang
yang punya wewenang untuk menggaji Anda takkan memberikannya secara cuma-cuma.
Dunia ini tidak ada yang gratis. Anda harus bekerja membanting tulang demi gaji
yang diharapkan sesuai. Dan mendapat gaji tersebut juga ada waktunya, tidak
dengan Anda meminta gaji tersebut dan langsung diberikan.
Saya pun akan tegaskan
bahwasanya hidup tidak sesederhana Anda bertanya pada seseorang lalu ia akan
menjawabnya secara gamblang saat itu juga.
Perumpamaannya seperti
soal-soal sosiologi. Anda mungkin tidak bisa merelasikannya, namun sesekali
cobalah Anda membaca soal-soalnya. Tak jarang dikatakan bahwa jawaban di tiap
soalnya itu mirip. Bagaimana caranya agar bisa menemukan jawabannya? Caranya
adalah menganalisa. Membaca dengan teliti, sampai Anda menemukan satu atau dua
kata kunci yang bisa digunakan untuk mencari jawabannya.
Ayolah, dunia ini tidak sesempit permintaan Anda. Bukalah pikiran
Anda, cobalah berpikir dengan persepsi yang lain, analisalah jawaban yang tepat
atas pertanyaan di otak Anda.
Sehingga nantinya Anda tahu alasan saya tidak menjawab
pertanyaan Anda secara utuh.