Monday, November 5, 2018

the truth untold 3.0

dari : baru
untuk : kalian, yang membangun tenda dalam rumah

22:54.

untuk hasil ketikanku malam yang tak begitu dingin ini, aku sama sekali tak peduli dengan huruf kapital. sama persis seperti kalian yang nyaris tak pernah peduli tentang kejadian yang menghadang turunnya kita.

baiklah, langsung saja. aku sudah terlewat gemas ingin membahas ini secara gamblang pada kalian.

pertama, dari dalam lubuk hatiku aku lelah dengan kalian. di sini, kita semua diamanahkan untuk melanjutkan tongkat estafet, termasuk aku. mengingat hal itu, aku berusaha sebisaku untuk tidak mengecewakan mereka yang telah percayakan tongkat ini padaku. namun pada nyatanya, aku dikomentari anggota-baru-yang-terlalu-dominan oleh kalian. menjalankan amanah ini saja sudah melelahkan, ditambah lagi dengan rekan kerjaku yang mengomentariku dengan pedasnya seperti itu. lebih melelahkannya lagi, kalian tidak mengatakan itu beserta solusinya di hadapanku. di mana? di dalam tenda yang kalian bangun dalam rumah itu.

kalian takkan pernah tahu bahwasanya aku pernah mengalami hal yang serupa seperti sekarang, kan? ya, aku pernah hidup di sebuah rumah yang di dalamnya dibangun sebuah tenda. orang-orang memilih untuk tidur serta beraktivitas di dalam sana, tanpa mengajakku. saatku berinisiatif untuk masuk, mereka mengusirku. dan begitulah hidupku saat itu, sendirian di tempat ramai. hingga akhirnya aku memilih untuk meninggalkannya dan mencari tempat hunian baru.

bayangkan saja, saat kau mendapat tempat hunian baru yang kaurasa cocok untukmu justru sama persis seperti sebelumnya. ditambah lagi, kau tak boleh keluar sampai waktunya keluar. sederhananya, sekalinya kau masuk takkan bisa keluar sampai waktunya tiba. sama saja seperti kau menghindari lubang yang pernah menjerumuskanmu, namun orang-orang di sekitarmu justru mendorongmu ke dalam lubang tersebut. membuang-buang waktu. tidak berguna.

dan wahai kawan-kawan seperjuanganku, itulah deskripsi kecil tentang kehidupanku saat ini bersama kalian.

kedua, bukalah mata kalian. aku sadar kita semua di sini sudah tak tahan dengan mereka yang makin hari makin memberontak. namun kutanyakan di sini untuk pertama dan terakhir kalinya, siapa yang bertanggung jawab atas mereka, jika bukan kita? mau tak mau, masalah ini harus diselesaikan sebelum kita turun. ini bukan perihal sudah sibuk atau mereka sudah mandiri, ini perihal tanggung jawab.

ketiga dan sebagai penegas, mengapa kalian ini lebih memilih untuk membicarakan sesuatu di balik punggung orang yang bersangkutan? kalian pengecutkah? camkan ini baik-baik. sesering apapun kalian membicarakannya di balik punggungnya, itu takkan mengubah peringai atau pola pikir orang itu. jika kalian tak suka, bicarakan baik-baik. seharusnya itu bukanlah hal yang sulit untuk kalian. hanya saja kalian semua--herannya--sama-sama menganut sistem menjunjung tinggi ego. sehingga tak ada satupun antara kalian yang berinisiatif untuk membicarakannya baik-baik. aku takkan mengatakan ini apabila kalian sudah melakukan hal yang kusebut barusan. ayolah, kalian sudah besar. berhenti jadi seorang pengecut.

aku pun tak berharap banyak dari tulisan ini. jikalau kalian membacanya sekalipun juga takkan mengubah pola pikir kalian, percuma. setidaknya aku tuangkan apa yang selama ini aku rasakan.

23:19.

No comments:

Post a Comment