diriku yang sebenarnya pernah terpendam di dalam alam bawah sadarku. terkunci di dalam peti dengan rapatnya. jangankan engkau, aku pun tak mampu menemukannya. baik menemukan jalan keluar dari peti sialan ini dan mendaki kembali ke dunia, maupun menggali alam bawah sadarku dan menemukan peti tersebut.
meski begitu, aku memiliki kuncinya. itu memerlukan waktu bertahun-tahun lamanya untuk menyadari bahwasanya selama ini kunci yang bertengger di saku kemejaku adalah kunci untuk membuka si peti. pertualanganku mencari peti dimulai. mulai dari sendirian, lalu didampingi seorang lelaki, hingga ia meninggalkanku sekarang. mulai dari jalan berliku, tanjakan serta turunan tajam, jalanan rusak, sampai tak tersedia akses.
segalanya rela kutempuh, demi diriku yang sebenarnya.
sampai suatu hari kutemukan yang selama ini kucari. aku gali tanah yang kering kerontang itu dengan sisa tenaga yang ada. dan akhirnya peti itu tepat di depan mataku. namun saatku menarik kuncinya dari saku kemejaku, seketika langit menjadi gelap dilengkapi dengan petir-petir yang menggelegar. pohon-pohon nyaris terangkat dari tanah, dan aku seperti ditarik seseorang menjauh dari peti itu. mataku ditutupi oleh sehelai kain hitam yang tebal, serta tangan dan kakiku rasanya seperti diborgol.
tak tampak satu hal pun dari indra penglihatanku. yang kurasa masih sama, sampai seluruh tubuhku dibanting oleh siapapun itu. hal-hal terakhir yang kudengar adalah suara peti yang tertimbun tanah, kunci yang seperti disentil menggunakan kuku, dan suaraku sendiri yang bukan aku yang berbicara. kupercaya, makhluk yang membantingku adalah iblis yang selama ini menjadi musuhku.
"takkan ada seorang pun yang tahu tentang perjuanganmu ini, karena kau tak berguna."
setelah itu yang kuingat hanyalah suara seperti pintu di hadapanku dibanting, dan beberapa saat kemudian aku kehabisan nafas.
No comments:
Post a Comment