Saturday, July 6, 2019

question mark

"In my imagination I fight with you,
make up with you and understand you
Your hand gestures, your eyes,
they are faded but not gone
Why won’t it go away?" 
—let me know

aku pernah mengatakan ini padamu. saat itu, saat semuanya pertahanan dan dan perjuangan berakhir secara cuma-cuma, aku berkata bahwa kau adalah pelajaran terbaikku. tak seharusnya aku bergantung pada seseorang yang bisa pergi kapan saja ia mau. tak seharusnya aku menulis nama orang lain di daftar prioritas paling atasku. tak seharusnya aku memperlakukan orang lain seperti itu. pelajaran terbesarku adalah tak selamanya aku menjadi protagonis dalam sandiwara hidupku.

lalu dengan penuh kepastian, kau mulai angkat kaki dari hidupku. sontak, kau bertingkah seolah-olah aku tak pernah ada di hidupmu—sebagai apapun itu. kau buang segala kenangan semudah itu. hingga hari ini, nyaris sebelas bulan setelah runtuhnya pertahanan dan perjuangan itu, aku masih menatap kemalangan hatiku. berbeda denganmu, entah sudah berapa gadis yang hatinya telah kauketuk. ini akan selalu menjadi tanda tanya terbesar yang akan pernah hinggap di otakku.

kenanganku bersamamu tak pernah hilang, ia hanya memudar. mengapa ia tak hilang saja? dan bagaimana caramu menghapus itu semua?

segala canda dan tawa, serta cinta dan kasih sayang yang telah kau dan aku bangun bersama.
segala rencana yang telah kau dan aku susun sedemikian rupa bersama.
segala harapan yang telah kau dan aku gantung di langit dan semat di hati masing-masing.
segala genggaman yang takkan pernah gagal untuk menguatkan dan sandaran yang selalu kau dan aku anggap sebagai tempat berpulang dan mengadu.
segala tatapan yang menghantarkan perasaan yang sama dan dalam.
segala cerita yang telah kau dan aku tulis bersama menggunakan tinta warna-warni bagai pelangi.

ya, bagaimana kau menghapus itu semua?

—spokenwhalien.

No comments:

Post a Comment